Selasa, Juni 23, 2009

Traditional Food: Cegah Kanker

Makanan Tradisional Cegah Kanker
Kematian yang disebabkan penyakit kanker akan terus meningkat, jika tidak ada perubahan pola makan, perilaku, gaya hidup di masyarakat. Satu upaya bermakna yang bisa mengurangi penyakit kanker adalah lebih banyak mengonsumsi makanan tradisional (lokal).
"G lobalisasi mendorong terjadinya perubahan radikal dalam sistem retail pangan, yang ditandai dengan menjamurnya "hypermarket", restoran cepat saji, waralaba, "food court" dari berbagai penjuru dunia, yang sebagian besar meyajikan "junk food" (makanan sampah) dengan risiko terkena kanker sangat tinggi," kata Prof dr Muhammad Sulchan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, belum lama ini.Ditambahkan, penetrasi pangan global menyebabkan konvergensi makanan, pergeseran budaya pangan, perubahan pola makan, dan kebiasaan makan tidak sehat.
Hal itu ditandai dari konsumtivisme dan hedonisme yang imitatif. Buruknya hubungan manusia dengan alam berpijak pada etika antroposentris -- etika yang mengedepankan hasrat manusia atas alam yang berdampak pada eksploitasi besar-besaran sumber daya alam, hiperkomodifikasi, terutama "fast food", dan hiper konsumsi. Kondisi itu membuat hidup masyarakat menjadi sangat konsumtif."Dari situlah malapetaka penyakit muncul, terutama penyakit-penyakit kronik termasuk kanker," kata Sulchan menegaskan. Dalam sejarah peradaban, menurut Sulchan, manusia mengakses pangan yang dibutuhkan untuk dikonsumsi selalu mengikuti hukum-hukum alam yang terikat secara ekologis dengan makro dan mikrokosmosnya.
"Alam semesta merupakan tempat manusia belajar banyak hal, termasuk keberagaman, keseimbangan, dan saling ketergantungan yang sinergis," katanya. Ketika keberagaman dan keseimbangan terancam oleh perilaku manusia, maka pilar kehidupan akan runtuh. "Eksploitasi alam berlebihan untuk memenuhi hasrat konsumsi manusia sedang menuju ke arah itu," katanya. Ia menjelaskan, beragam karsinogen (pemicu kanker) ada di dalam pangan, meliputi karsinogen pangan alamiah dan buatan, sumber subtansi selama penyimpanan, proses pengolahan panas tinggi, polutan, pestisida, bahan tambahan pangan, dan sekitar seribu zat bersifat karsinogen. Menurut Sulchan, pengawetan dan pengolahan makanan dengan menggunakan garam, pengasapan bersifat inisiator dan promotor kanker. Makanan cepat saji menggunakan proses pengolahan dan pematangan yang berisiko menyebabkan kanker.
"Westernisasi makanan meningkatkan risiko terkena kanker," katanya. Untuk mengurangi risiko kanker, Sulchan menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan lokal yang menggunakan bahan baku alami dan diolah secara tradisional. Selain itu, harus mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar, karena pada keduanya terdapat banyak zat yang bersifat antioksidan. Ia menyebutkan, memakan tahu dan tempe berbahan kedelai lokal lebih sehat dibanding kedelai impor dari Amerika Serikat yang masuk kategori GMF (genetically modified food). Kedelai GMF banyak ditolak negara-negara Eropa. "Konsumsi sayuran dan buah asli, bukan ekstraks," katanya mengingatkan. Ia mencontohkan kasus kanker usus besar di Tanah Air menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1934 hanya ditemukan satu kasus, lalu pada 1937 menjadi tujuh, dan saat ini prevalensinya sekitar 1,8 per 100.000 penduduk.
"Dibandingkan prevalensi di AS dan negara maju lainnya, kasus kanker usus besar di Indonesia memang masih rendah. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mengurangi jumlah pengidapnya," ujarnya. Di AS, kata Sulchan, angka kejadiannya 40 per 100.000 orang, Eropa (30), Jepang (13), India (9), dan Nigeria 2,5 kasus per 100.000 penduduk.Hal senada dikemukakan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof Suhartati.
Dalam kesempatan terpisah, di Jakarta, baru-baru ini, Prof Suhartati mengatakan, dunia terancam ledakan penyakit kanker dalam kurun waktu 25 tahun ke depan. Diperkirakan akan ada 84 juta orang meninggal akibat penyakit kanker. "Ledakan kanker terutama terjadi di negara berkembang. Karena ada peningkatan penderita kanker sebanyak 300 persen pada tahun 2030," ujarnya.Penyebabnya, menurut Prof Suhartati, karena penyakit kanker termasuk dalam neglected endemic atau penyakit yang tanpa gejala.
Akibat ketidaktahuan akan penyakit itulah yang membuat masyarakat tidak melakukan pencegahan dini.Hal ini dibuktikan dengan pasien yang datang sudah pada kondisi stadium lanjut. "Mereka datang dalam kondisi stadium advanced dan local advanced atau stadium 4," ujar Prof Tati. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga, kanker merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir angka penderita kanker bertambah dari 3,64 persen tahun 1981 menjadi 6 persen di tahun 2001.Data American Cancer Society mencatat, penyebab kematian terbesar pada wanita di dunia adalah kanker payudara (19 persen), kanker paru-paru (19 persen), serta kanker kolon dan rektum (15 persen). Pada pria, penyakit kanker didominasi oleh kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rektum (12 persen), serta kanker prostat (10 persen). Diperkirakan, 80-90 persen kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan.
"Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa energi, protein, zat besi, seng, dan vitamin A berperan penting dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Defisiensi zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, dan akhirnya tubuh tidak mampu menahan karsinogenesis (pemicu terjadinya sel kanker)," ujarnya. Dalam studi menggunakan hewan percobaan terbukti bahwa pembatasan makanan tertentu dapat mencegah pertumbuhan berbagai tumor. Teori yang mendasari hal itu ialah dengan pembatasan makanan akan menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh, sehingga proses tumorigenesis (pembentukan tumor) menjadi terhambat.
"Penyakit tumor terlihat cenderung menimpa hewan percobaan (tikus) yang mempunyai berat badan berlebih akibat terlalu banyak makan," kata Prof Tati.Makanan yang kaya akan lemak ternyata berkaitan erat dengan munculnya kanker usus dan kanker payudara. Sedangkan kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, dapat menekan jumlah penderita kanker.
Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh, baik tunggal maupun ganda, selama ini dikenal sebagai lemak yang bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung koroner. Bahan nabati seperti kacang-kacangan umumnya kaya akan lemak tak jenuh.Hormon tertentu diduga ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor.
Pengeluaran hormon itu dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Contohnya adalah hormon prolaktin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor, ternyata kadarnya semakin meningkat apabila makanan yang kita konsumsi kaya akan kandungan lemak."Ketika kita memasak daging, terbentuklah senyawa HCA (senyawa amina-amina heterosiklis) yang dipercaya dapat menyebabkan kanker. HCA muncul sebagai reaksi antar protein hewani selama proses pemasakan atau browning (pencokelatan). Semakin sedikit HCA yang terbentuk, semakin sehat daging yang kita konsumsi," katanya.
Namun, diakui Prof Tati, banyak orang yang tidak tahu bahwa cara memasak makanan ternyata sangat mempengaruhi jumlah HCA yang terbentuk. Memanggang daging di dalam oven akan menghasilkan HCA lebih sedikit dibandingkan dengan menggoreng, membakar, atau memanggang di atas kompor yang suhunya tinggi. Sedangkan merebus secara perlahan-lahan dengan panas bertahap, mengukus atau memasak dengan oven, praktis tidak menghasilkan HCA.
Berbagai percobaan pada hewan menunjukkan bahwa HCA berpotensi mengakibatkan kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih. Studi yang dilakukan New York University Medical Center mengemukakan bahwa wanita yang rajin makan daging merah memiliki peluang menderita kanker payudara dua kali lipat, dibandingkan mereka yang hanya makan daging unggas dan ikan. "Mengonsumsi daging sebaiknya selalu disertai dengan sayur dan buah sebagai sumber antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, sangat kaya akan vitamin C yang merupakan golongan antioksidan kuat. Demikian juga konsumsi sayuran berwarna hijau juga akan menetralkan pembentukan HCA,"

Rabu, 25 Maret 2009 > copy from Tabloid Nova:

14 Kunci Sukses Franchise Makanan Tradisional

Efek fenomena wisata kuliner memang benar-benar dahsyat. Belum lagi tren waralaba (franchise) yang makin menjamur.

Simak kiat sukses berwaralaba makanan tradisional berikut ini agar tak salah langkah.
Hasuna Daylailatu
Tak perlu heran melihat restoran soto kudus, restoran masakan padang, kedai bakso malang, bahkan gerai donat, dan sate jamur dengan nama usaha yang sama, tersebar di beberapa tempat di satu kota, bahkan di berbagai belahan dunia lainnya. Bisa jadi, cabang-cabang restoran dan gerai makanan itu dibuka sendiri oleh si pemilik usaha.

Tapi, bukan tidak mungkin merupakan waralaba yang dibeli pihak lain.Jika dulu hanya "segelintir" orang yang berbisnis waralaba, karena bisnis waralaba kebanyakan berasal dari luar negeri dan membutuhkan dana sangat besar, kini bisnis waralaba justru berkembang pesat. Menurut Fauziah Arsiyanti, SE, MM, Dip. IFP., advisor lembaga keuangan First Principal Financial Singapura, hal ini disebabkan orang yang membeli waralaba, yang disebut pewaralaba atau franchisee, tak perlu memulai usahanya dari nol.

Setelah membeli, pewaralaba tinggal menjalankan usahanya berdasarkan manajemen dan peraturan yang ditentukan pemiliknya. Meski banyak yang melirik bidang lain, bisnis waralaba di bidang makanan, termasuk makanan tradisional, lebih banyak diminati. Sebab, kata konsultan yang akrab disapa Zizi ini, masyarakat Indonesia memang menyukai makanan tradisional.
Selain itu, mau tak mau, orang memang membutuhkan makan. Ditambah lagi, berbisnis waralaba makanan tradisional tak selalu butuh modal besar. Zizi mengingatkan, tetap bersikap hati-hati dan selektif memilih waralaba, menjadi syarat utama sebelum memutuskan membeli waralaba.Jika ingin mulai menjadi pewaralaba, berikut ini poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam memilih waralaba makanan tradisional:

1. PUNYA HASRAT
Memiliki hasrat untuk menjual makanan yang Anda inginkan juga menjadi modal penting. Untuk berbisnis retail (perdagangan eceran), memang harus menyukai bidang yang akan digeluti. Sehingga, kondisi usaha sedang naik maupun turun, Anda tetap tekun menjalaninya.

2. RISET DAN BERUNDING
Teliti dulu terwaralaba atau pihak yang menjual waralaba, yang disebut juga franchisor, yang Anda inginkan. Bandingkan dengan terwaralaba lain yang sejenis. Jangan membeli usaha dari terwaralaba yang tak jelas identitasnya. Jika perlu, cek ke lembaga waralaba yang ada di Indonesia. Jika memang terwaralaba tersebut resmi dan bagus, bisa dipastikan akan terdaftar di sana. Bila memang suka, barulah berunding untuk mendapatkan kesepakatan.

3. CEK
Tak ada salahnya mengecek usaha terwaralaba yang Anda inginkan ke orang yang sudah lebih dulu menjadi pewaralabanya, baik yang masih berjualan maupun yang tidak. Tanya pendapat mereka. Meski satu sama lain belum tentu punya kepuasan yang sama, setidaknya Anda mendapat gambaran lebih.

4. HAK CIPTA
Teliti lebih dulu hak cipta makanan milik terwaralaba yang sudah diincar untuk dibeli. Jangan sampai hak cipta yang diklaim olehnya, ternyata milik pihak lain dan akhirnya bisa bermasalah.

5. LAMA DAN KUAT
Jika Anda tak suka risiko tinggi dan kurang berjiwa bisnis, pilih terwaralaba yang sudah lama berjalan, setidaknya lima tahun, memiliki sistem kuat, misalnya memiliki banyak cabang dan manajemen bagus, serta bermodal besar. Usaha yang masih baru, belum cukup teruji menghadapi siklus roda bisnis.

6. KONDISI KEUANGAN
Sebelum memutuskan membeli, periksa dulu kondisi keuangan terwaralaba. Jika perlu, minta bantuan akuntan publik atau pakar keuangan untuk membaca laporan keuangan terwaralaba.

7. BAYAR DI MUKA
Hati-hati bila terwaralaba meminta seluruh modal harus disetorkan di muka. Cari penyebabnya. Bukan tidak mungkin kondisi keuangan terwaralaba tidak bagus. Selain itu, kini banyak terwaralaba yang baru muncul, meminta modal di muka hanya karena ingin menarik initial fee (biaya yang diperlukan untuk memulai bisnis) dari pewaralaba, lalu kabur. Lebih baik, cari terwaralaba yang pembayarannya fleksibel. Artinya, pembayarannya bisa dilakukan bertahap.

8. CADANGAN
Saat usaha baru berjalan, biasanya perputaran modal belum berjalan lancar. Daripada usaha langsung tutup karena kekurangan modal, lebih baik sediakan dana cadangan. Menurut Zizi, pastikan memiliki modal yang cukup, setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Jika membutuhkan Rp 10 juta untuk modal berwaralaba, misalnya, sebaiknya Anda mempersiapkan dana sebesar Rp 30 juta.

9. TURN OVER
Hitung berapa keuntungan per bulan yang didapatkan dari usaha waralaba ini. Jika hasilnya memang bagus, silakan melangkah lebih lanjut.

10. INVENTORI
Sebaiknya, pilih terwaralaba yang tidak membutuhkan banyak inventori, misalnya, mesin-mesin dan barang besar. Sebab, akan membutuhkan modal lebih banyak lagi. Lebih baik menjalankan usaha yang padat karya daripada padat modal.

11. KREATIF DAN DISIPLIN
Meski semua ilmu dari terwaralaba sudah ditransfer pada Anda, tetap harus kreatif dalam mencari pelanggan, disiplin membuat laporan keuangan, dan menerapkan aturan main yang sudah ditetapkan. Jangan terlalu percaya diri, sebab membeli waralaba yang bagus bukan jaminan makanan Anda akan selalu laris, jika tak dibarengi dua hal ini. Namun, bukan berarti Anda bebas menjual hasil masakan kreasi sendiri tanpa seizin terwaralaba. Ingat, Anda membawa nama dan imej terwaralaba.

12. BANYAK PENGGEMAR
Agar laris, pilih waralaba yang menjual jenis makanan yang banyak digemari dan tidak terlalu sulit dibuat. Antara lain, mi, ayam goreng, daging sapi, soto, dan donat, atau kue. Selain itu, teliti lebih lanjut berapa orang pelanggan yang datang ke tempat terwaralaba yang Anda incar.

13. SAMA KUALITAS
Pembeli yang datang tentu mengharapkan makanan di cabang milik Anda memiliki rasa dan kualitas layanan yang sama dengan pemilik usaha aslinya. Jadi, kontrol terus kualitas makanan dan manajemen agar pembeli tak kecewa. Mutu daging dan cara membakar wijen, misalnya, harus sama dengan yang dijalankan terwaralaba. Oleh sebab itu, patuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan terwaralaba.

14. KELOLA SENDIRI
Agar lebih terkontrol dan menghindari kecurangan dalam keuangan, kelola sendiri waralaba yang Anda beli, dan jangan diserahkan kepada orang lain.
PEREMPUAN LEBIH SUKSES
Di Indonesia, modal untuk membeli waralaba lebih kecil dibandingkan di luar negeri, yaitu Rp 10-400 juta. Uang itu sudah termasuk antara lain initial fee, renovasi, suplai, inventori, deposit biaya sebelum memulai bisnis, dan biaya pelatihan tenaga kerja. Setelah usaha berjalan, ada pula biaya royalti (royalty fee), yang besarnya 2-15 persen dari penjualan.

Mengapa perempuan lebih sukses berwaralaba dibanding pria? "Perempuan "terlahir" ahli bermanajemen, termasuk mengatur pembantu, keluarga, keuangan, dan lainnya. Jadi, saat terjun ke bisnis, dia juga ahli. Selain itu, dia punya insting bagus, cenderung hati-hati mengambil langkah dan patuh peraturan," jawab Zizi.

Lalu, kapan perjanjian kerjasama waralaba dianggap batal? Menurut Zizi, bila salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya. Namun, bisa jadi ada kelonggaran dari pihak terwaralaba untuk hal-hal tertentu. Jadi, baca dengan teliti surat perjanjian kerjasama.Soal pemilihan jenis makanan untuk waralaba, tergantung selera dan kemampuan. Sebagian pewaralaba lebih menyukai masakan alias makanan "berat", sebagian yang lain memilih snack. "Lihat juga modal dan kemampuan. Jika modalnya kecil, lebih baik memilih makanan ringan."

CIRI TERWARALABA YANG BAGUS1. Memiliki sistem kuat dan bermodal besar.2. Punya laporan keuangan yang rapi, mudah dibaca, dan tak dibuat berdasarkan karangan. Akan lebih baik bila dibuat oleh akuntan publik.3. Tak sekadar menjual bisnisnya. Tak pelit membagi pengalaman selama menggeluti usahanya, memberikan saran pada pewaralaba soal lokasi yang bagus, ada standar pelayanan dan kontrol kualitas.4. Menyediakan pelatihan sampai tenaga kerja yang bersangkutan mahir melakukan tugasnya.5. Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan, sehingga pewaralaba tidak perlu membeli alat yang mahal.6. Menyuplai makanan atau bahannya, sehingga kualitas di semua pewaralaba tetap terjaga.7. Jujur pada pewaralaba mengenai manajemen dan kondisi keuangan waralaba miliknya.

Senin, Juni 15, 2009

Indonesian Traditional Food: Es Campur...

ES CAMPUR

Es campur literally means ‘mixed ice’ and although you may expect an ice cream cone or a sorbet, the ice in this sweet little dish stands for ice cubes. The ice cubes float in a mangkok (bowl) filled with milk, coconut shavings, avocado, nangka (jackfruit) and several kinds of jelly.
Indonesians se
em to have a thing for jelly. With Es Campur, you have the chance to taste three kinds of jelly at the same time. First of, there are little cubes of cing-cau jelly made from the cing-cau leaf. Next there’s sekotang which are little pink balls made of tapioca. Finally there is the cengakeleng which is made of coconut.

They all differ in taste and texture but share the ever present sweetness factor. Es Campur is a very colourful dessert with the green of the avocado and the pink and black of the jelly. As far as taste is concerned, it is probably a tad on the sweet side for the average Westerner. Still, the Sundanese prove to be masters in combining different tastes turn out to fit together. Es Campur can be found in most food courts located in malls or in traditional Sundanese warungs. Make sure the milk that is used is fresh and the ice cubes are made of purified water which in this day and age is almost always the case. Expect to pay about Rp.5000 for a large bowl of jelly filled sweetness.

Jumat, Juni 12, 2009

INDONESIAN CULTURE

INDONESIAN CULTURE

Indonesian culture has been shaped by long interaction between original indigenous customs and multiple foreign influences. Indonesia is central along ancient trading routes between the Far East and the Middle East, resulting in many cultural practices being strongly influenced by a multitude of religions, including Hinduism, Buddhism, Confucianism and Islam, all strong in the major trading cities. The result is a complex cultural mixture very different from the original indigenous cultures.
Examples of cultural fusion include the fusion of Islam with Hindu in Javanese Abangan belief, the fusion of Hinduism, Buddhism and animism in Bodha, and the fusion of Hinduism and animism in Kaharingan; others could be cited.
Indonesian art-forms express this cultural mix. Wayang, traditional theater-performed puppet shows, were a medium in the spread of Hinduism and Islam amongst Javan villagers. Both Javanese and Balinese dances have stories about ancient Buddhist and Hindu kingdoms, while Islamic art forms and architecture are present in Sumatra, especially in the Minangkabau and Aceh regions. Traditional art, music and sport are combined in a martial art form called Pencak Silat.
Western culture has influenced Indonesia most in modern entertainment such as television shows, movies and songs, as well as political system and issues. India has notably influenced Indonesian songs and movies. A popular type of song is the Indian-rhythmical dangdut, which is often mixed with Arab and Malay folk music.
Despite the influences of foreign culture, some remote Indonesian regions still preserve uniquely indigenous culture. Indigenous ethnic groups of Mentawai, Asmat, Dani, Dayak, Toraja and many others are still practising their ethnic rituals, customs and wearing traditional clothes.
INDONESIAN TRADITIONAL GAMES FESTIVAL KYOTO
Dec 15, '07 1:03 PMfor everyone
Dear para pini sepuh ingkang satuhu kinurmatan serta rencang-rencang sekaliyan ingkang kawula hormati...

Winter-break dah mau datang. Untuk menghangatkan suasana dan menambah keakraban warga Indonesia plus promosi Indonesia, rencananya sih PPI Kyoto mau ngadain INDONESIAN TRADITIONAL GAMES FESTIVAL.
Sebenarnya sih idenya berawal dari pertandingan olah raga antar region di Kyoto dan sekitarnya yang banyak pelajar Indonesianya (Timur Tengah, Barat Utara, Uji, dan -kalo bisa- Shiga). Biar nuansanya lebih rame dan bisa diikuti semuanya (tua muda ibu bapak bujang gadis anak-anak manusia jin dll), CABANG- CABANG YANG DIPERTANDINGKAN DITAMBAH CABANG OLAH RAGA PERMAINAN-PERMAINAN TRADISIONAL. Gak rumit-rumit kok, yang gampang aja dan praktis nyiapinnya.

Tempatnya bisa di tepi kamogawa yang aga luas. Beberapa game yang cukup menyenangkan, olah raga, bisa dimainkan siapa aja, serta cukup visibel antara lain (yang udah didaftar tadi) antara lain:

-BENTHIK/PATUK LELE (Indonesian Baseball Without Ball)
-Engklek
-Gobag sodor
-Sepak Bola Sarung 4 on 4
-Bas-basan
-Beteng-betengan
-Mohon usulannya kalo yang tau permainan tradisional yang mungkin dilakukan... .

Tentu saja Ping Pong dan Badminton ga dilewatkan (untuk yang ini mohon infonya terkait tempat...mungkin harinya lain sama yang game-game tradisional. ..mungkin tempatnya beda2 biar bisa silaturahmi. ...jadi pingpong di Rits, badminton di Ohbaku, game tradisional di Kyoto, Kamogawa, gimana? tapi harinya beda2...nanti diatur biar fleksibel... ).

Pesertanya dibagi antar region...terus, untuk yang game tradisional mungkin seru juga kalo sekalian ngundang temen2 yang bukan Indonesia (temen nihonjin dan gaijin yang di kampus saya diajakin cukup antusias kok!) sekalian untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan biar rame....

Well, bola sudah dilempar. Mohon tanggapannya dari rekan2 sekalian.

Cheers. Mohon doakan semoga event ini sukses dan lancar serta barokah
Sebenarnya sih idenya berawal

Copy From: http://alwaysthink.multiply.com/journal/item/25/INDONESIAN_TRADITIONAL_GAMES_FESTIVAL_KYOTO

Traditional Games


Indonesia traditional game : Congklak

Congklak is unrivalled of the far-famed traditional games in Indonesia. Nearly everyone know this game. If you would like to explore extra around congklak, here may be the correct web pages for you to know relating to it.
There came couple of way to play congklak which the tool also is very basic. Previously &
I thought that many of the individuals in the last day will take on congklak employing plainly some stone as the tools.

What is congklak. Congklak is a Indonesia traditional games and also a few other neighborhood in the region. It is a game in which it require two individuals to play it. The prevent of the game is to get as many ‘stone’ as imaginable & the player which one can get most of the stone or even all the stone at the end will transform into the winner. There are many round that the participant need to take on, there are no time restrict but the participant will have to destroy the opponent by having most or all the stone.

The toolsThere are two possible tools that is employ to play congklak. In the former days, many persons could play congklak using only some stone as their tools. In this case, the player will need to dig hole on the ‘playing ground’ and they will use the hole as one more tools.

The other way or the one that several people do currently is that they will buy a congklak tools which is a piece of wood which have hole in it as the place to put the stone in. At present player also didn’t use stone anymore and it has been replaced with tiny and beautiful marble.How to play congklakCongkak games takes the player to be alert of what the opposition do. He should be incredible in figuring and prepare skilful strategy to winnings this game.

The player will choose to take marble from any hole in his side and he will put one marble in each hole starting the next hole in the left. He need to put the marble in each hole including his ‘house hole’ with single except of opponent ‘house hole’. This is how a player will win, i.e. if he able to ‘play’ congkak without whatsoever distruption or stop the ‘house hole’ can get more marble. After the last marble that he keep fall into any hole, the player can take all the marble in that hole & continue to play. Even so, if the marble fall into empty hole, he get to stop and allow the opposition continue to play till the opponent also have this position and stop. This is when the opposition take turn to play (after the other player stop). The player can choose to start (or select) marble from whatever hole ONLY from his side after he get the opportunity to play. Nevertheless, if the last marble that he keep fall into his ‘house hole’, the player will get a second chance to commence the game & the opponent may just get to wait.

Rule of congklak gameHere is a couple rule of congklak game which the player need to remember.

In the beginning , both player start together but later just one player at a time if one of the player have to stop (his last marble fall into empty hole)

After the end of one game which is after all marble is finish in every hole, both player will start over using only the marble that he have accumulate during the game. For example if one player (just call player A) get only 30 pieces of marble - he could have opportunity to fill up only few hole - in case 7 marble each hole - only 4 hole is filled up which the other hole is consider cancelled. While another player (player B) will filled up every one that he have. and after that the game may start again. The game shall finally end only if one of the player surrender or one of the player get all the marble.

Some last word. There are many version of Congklak games and each version can have their own rule which sometime only based on the player agreement (but it is not too differ from the above). This traditional games of congklak help the player how to calculate & make strategies. Actually there are many tips on how to play congklak & some experience player can even forecast which hole he should ‘start’ in different senario. However, all the tip on playing congklak is the story of another day… good luck & thanks for interesting in traditional games.